Vaname Tahan Banting Ciptaan Putra Bangsa
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) berhasil menciptakan bibit udang vannamei unggul yang kebal penyakit (specific pathogen resist/SPR). Upaya ini untuk mngurangi ketergantungan impor.
Dua unit Pusat Produksi Induk Unggul Udang Vannamei atau yang dikenal Broodstock Centre Induk Udang Vannamei (BCIUV) sudah diresmikan penggunaannya terhitung mulai 28 dan 29 Mei 2009. Kedua BCIUV tersebut berada di Situbondo, Jatim dan Karangasem, Bali.
Di Situbondo, Broodstock ini berlokasi di Pantai Gelung. Keseluruhan bangunannya selesai dibangun pada tahun 2008 akhir. Dilengkapi dengan system resirkulasi tertutup dengan perputaran air 150-300% / hari. Sudah dilengkapi dengan system ozon dan memiliki penampungan sebanyak 12 bak dengan kapasitas produksi SPF sebanyak 20 ribu ekor/ induk.
Sementara untuk BCIUV Karangasem yang terletak di Desa Bugbug, tahap pertama pembangunannya memang baru dilaksanakan pada tahun 2008. Tahun ini, akan dilengkapi dengan 3 unit multiplikasi induk sehingga total semuanya aka nada enam unit.
Yang menarik BCIUV ini akan menggunakan air laut yang diambil deri kedalaman kurang lebih 300 meter dari permukaan. “Sehingga bisa dipastikan air yang digunakan bebas dari penyakit,” ujar Ir. Slamet Subyakto, Msi, Kepala Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo, yang membawahi kedua Broodstock tersebut.
Lalu untuk apa Broodtock itu dibangun ?
Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Budidaya Departemen Perikanan DKP, Made L. Nurdjaman, sejak tahun 2003 pihaknya telah melakukan pemuliaan bibit udang vannamei. ”Pemuliaan ini benar-benar hasil cipta putra bangsa. ,” katanya dengan bangga di Situbondo, akhir pekan lalu.
Hasilnya adalah lahir Induk Unggul Udang Vanamei Nusantara-I. “Induk Udang unggul ini telah melewati uji lapangan di pembibitan di Medan, Sumatera Utara dan Surabaya, Jawa Timur, terbukti berkualitas SPR. “Sedangkan Udang vannamei yang selama ini diimpor merupakan specific pathogen free (SPF),” ujar Made..
Induk ini merupakan hasil persilangan induk vaname asal Florida, Hawaii dan Induk introduksi yang sudah domestikasi dan diadaptasi di Tambak. Persilangannya dilakukan sejak tahun 2004. “Hasilnya kemudian diseleksi sebanyak (5%) untuk calon induk yang tumbuh paling cepat. Setelah itu dilakukan screening untuk mengetahui kemungkinan adanya virus,” jelas Subyakto.
Panen perdana pun dilakukan di pertambakan milik PT Bumi Asri Lestari, di Desa Lamongan, Situbondo. Hasilnya memang terlihat lumayan menggiurkan. Udang dari Indukan Nusantara-I terlihat lebih padat dan berisi. “Ini bukti kalau kita tidak main-main dalam mengembangkan indukan unggul ini,” tegas Made
Menurut dia, pengembangan udang unggul akan menekan impor vannamei impor. Namun, belum dipastikan besaran produksi udang dari hasil pembibitan ini. ”Besaran produksi tergantung pembudidaya. Cuma sejauh ini kan rendah sekali,” tandasnya.
Sementara itu menurut Dirjen Pemasaran Hasil Perikanan DKP Martani Huseini, pengembangan vannamei unggul dapat menggantikan vannamei impor. ”Kalau dilihat impor, banyak yang belum kompetitif. Itu kita harus tegar,” ujar dia.
Di sela-sela acara peresmian BCIUV Karangasem, diberikan juga sertifikat CPIB dan CBIB kepada beberapa perusahaan.(w.rahardjo)
0 komentar:
Posting Komentar