MAJALAH SAMUDRA ADALAH REFERENSI TEPAT INFORMASI KELAUTAN DAN PERIKANAN INDONESIA YANG ANDA BUTUHKAN
Edisi Juli 2009....
Adaptasi Perubahan Iklim
Sejumlah kota di Asia Tenggara rentan terhadap perubahan iklim. Jutaan warga harus direlokasi. Jakarta kota yang paling rentan
Teropong
Perairan Ambalat kembali memanas. Siapa yang paling berhak memiliki blok yang kaya akan minyak tersebut ?


Segera Hubungi Layanan Jual Kami !!!
Telp : (021) 782 7012



Kamis, April 02, 2009

Harapan di Sepetak Tambak

Dalam sebulan, omzet budidaya lele Desa Mojomulyo Rp 1 miliar. Mereka tanam benih tidak bersamaan.


Harga tanah di Desa Mojomulyo sejak dua tahun lalu melonjak-lonjak. Sebelumnya, seperempat hektar tanah dihargai Rp 5 juta. Namun mulai tahun 2006 naik jadi Rp 40 juta. Lahan-lahan kosong tersebut kemudian berubah fungsi menjadi tambak lele yang dikelola warga desa yang terletak di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Ya, lele memang yang mendongkrak harga tanah. Lele juga yang mengubah mata pencaharian sebagian besar warga. Pada tahun 2003, cuma ada 15 warga yang beternak lele. Namun kini terjadi demam lele yang dilakukan 120 warga. Mereka semua tergabung dalam Kelompok Masyarakat Pembudidaya (KMP) Harapan Jaya. Wadah ini mendapat bantuan permodalan dari Swamitra Mina Nusa Barong.

“Awalnya rumah warga dari bilik bambu, kini mereka membangun rumah bertembok,” kata Abu Hasan, manajer salah satu Koperasi Simpan Pinjam. Memang, memasuki desa Mojomulyo kita disuguhi puluhan rumah bertembok. Kendaraan bermotor juga bersliweran di jalan-jalan. Sebagian warga memiliki lebih dari satu lahan tambak lele.

Cerita sukses tersebut bermula dari Jumad Paerin, salah seorang warga. Tahun 2000, dia berkunjung ke rumah kawannya di desa tetangga. “Dia meraup untung jutaan rupiah hanya dari budidaya lele,” kata Paerin kepada Samudra, awal November lalu. Sang kawan kemudian memberikan kursus singkat kepada Paerin.

Dengan bekal pengetahuan yang diperoleh, Paerin kemudian membuat tambak lele di lahan kosong miliknya. Selama enam bulan dia rawat benih lele sehingga siap panen. Beruntung, panennya berhasil. Kisah sukses ini menyebar ke para tetangga yang kemudian mengikuti jejaknya.

Pairin lantas mendirikan kelompok masyarakat khusus peternak lele di kampungnya. Dia melihat wilayahnya potensial sebagai sentra budidaya lele. Maklum, banyak lahan kosong yang didiamkan atau dijadikan era penanaman rumput bagi ternak warga. Lahan di Mojomulyo memang tidak cocok untuk ditanami padi atau komoditas lainnya.

Untuk urusan permodalan, kelompok ini mengandalkan Swamitra Mina Nusa Barong. Lembaga ini jadi saksi keberhasilan Harapan Jaya. “Para anggota kelompok bukan hanya meminjam, juga semakin giat menabung,” kata Hasan, manajer Swamitra Mina. Menurut Paerin, rata-rata setiap warga memiliki 3 kolam tambak yang luasnya minimal berukuran 7 x 20 meter per kolam. Jika dijumlah, area tambak milik KMP Harapan Jaya sekitar 500 kolam.

Tebar benih yang mereka lakukan adalah dengan pola estafet. Maksudnya benih lele yang ditebar ke semua kolam tidak dalam waktu yang bersamaan. “Kami berikan jarak hari untuk tebar benih dari satu kolam ke kolam lainnya,” tutur Paerin yang menjadi Ketua KMP Harapan Jaya. Hal ini disengaja agar waktu panen tidak bersamaan karena dapat menurunkan harga di pasaran.

Dalam bisnis lele, memang ada bulan-bulan tertentu harganya naik dan turun. Pada Desember hingga Maret, harga biasanya rendah karena saat itulah pasokan lele di pasaran cukup banyak. Sementara menginjak April hingga September, harga cenderung naik karena pasokan berkurang.

Di Jawa Timur, kata Paerin, mulai April biasanya digunakan sebagai musim tanam oleh sebagian pembudidaya. Karena itu pola tanam estafet yang dilakukan pembudidaya lele Harapan Jaya menguntungkan bisnis mereka. Butuh waktu tiga bulan per kolam untuk dipanen dengan rata-rata keuntungan mencapai Rp 5- 6 juta. “Jika setiap bulan panen maka total perputaran uang di desa ini mencapai Rp 1 miliar,” kata Paerin.

Dari pengalaman selama ini, Paerin menjelaskan, budidaya lele susah-susah gampang. Maklum, penyakit yang menyebar dengan cepat menjadi ancaman bagi petambak. Ribuan lele dapat mati seketika jika wabah itu terjadi. Oleh karena itu, kelompok Harapan Jaya terus belajar memelihara lele. Mereka juga sering meminta bantuan pelatihan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Jember.

Selama ini, mereka paham membudidayakan lele dengan baik. Mulai dari pemilihan nener atau benih lele yang sehat, pemilihan penggunaan pakan, hingga usia dan ukuran yang tepat untuk dipanen. “Karena budidaya lele yang kami lakukan adalah budidaya pembesaran, maka nenernya masih kami pasok dari luar desa,” ujarnya.

Untuk lele yang bisa dipanen mereka mengacu pada ukuran layak konsumsi permintaan pasar. Sedangkan nener yang mereka tebar berukuran 6 sentimeter. Jika sekali tebar jumlahnya 10 ribu ekor maka dalam jangka tiga bulan bisa dipanen sekitar dua sampai dua setengah ton, untuk 6-12 lele per kilogramnya. Sementara harga pasaran kini relatif naik dan turun, namun angka stabilnya pada kisaran Rp 10.700/kg.

Paerin kini memiliki 14 kolam yang dikelola bersama keluarganya. Total keuntungan didapat setiap tahunnya Rp 100 juta. Oktober lalu, dia dan pembudidaya lele Harapan Jaya panen raya. Untuk mengungkapkan rasa syukur, mereka mengundang pejabat Dinas Kelautan dan Perikanan Jember dan Jawa Timur.

[w.rahardjo]

0 komentar:

Opini

H.Yussuf Solichien Martadiningrat
Pengamat Politik Militer dan Ketua Umum DPP HNSI.

Setelah Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan dapat dikuasai, Malaysia berambisi untuk menguasai perairan Blok Ambalat yang diperkirakan kaya sumber daya minyak dan gas bumi. Keberanian Malaysia untuk mengklaim wilayah peairan Blok Ambalat tidak datang secara tiba-tiba, namun merupakan hasil kalkulasi politik dan strategi perang yang sudah diperhitungkan secara mendalam. Read more...

Tokoh

Alex Retraubun,Dirjen KP3K, DKP
Memberdayakan Pulau-pulau Kecil

Isu Ambalat belakangan ini kembali menyeruak. Pelanggaran yang dilakukan armada tempur milik Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) di kawasan garis batas (borderline) di perairan sekitar Blok Ambalat. Semisal, pada 4 Juni lalu, sebuah kapal perang Malaysia kembali masuk sekitar dua mil kedalam wilayah negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Read more....



Advertorial

Launching PNPM Mandiri
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri-KP) resmi diluncurkan. Suatu upaya untuk memberdayakan masyarakat pesisir secara mandiri.
PNPM Mandiri KP merupakan bagian dari program nasional penanggulangan kemiskinan dalam lingkup PNPM Mandiri kategori penguatan. Program ini merupakan program pemberdayaan yang berbasis sektoral, kewilayahan, dan difokuskan untuk menanggulangi kemiskinan.
(advertorial Samudra Edisi April 2009)

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP